Siapa yang tak kenal sirsak. Buah
berasa manis dengan kulit berduri menyerupai durian ini sangat menguntungkan
jika dikembangkan secara serius. Apalagi permintaan pasar sekarang ini cukup
tinggi. Dengan lahan seluas satu hektare, petani bisa mendapatkan untung lebih
hingga jutaan rupiah.
Kali
ini kita akan membahas tentang sirsak ratu. Buah Sirsak Ratu memiliki rasa
lebih manis serta memiliki bentuk buah yang lebih besar. Buah Sirsak Ratu
secara sepintas tidak ada bedanya dengan jenis sirsak biasa yang ada di
pasaran. Namun, tanaman buah yang datang dari kawasan Amerika Selatan bernama
Latin Annona muricata ini memiliki keunggulan dalam segi rasa dan ukuran.
Budidaya
tanaman sirsak ratu terbilang mudah. Sirsak ratu hanya membutuhkan pupuk
kandang dan air. Serangan hama perusak daun dan buah juga gampang diatasi,
yakni dengan penyemprotan bahan campuran deterjen, buah lerak dan mahkota dewa.
Keunggulan
budidaya sirsak ratu adalah kemudahan dalam perawatannya. Pohon sirsak ratu tak
membutuhkan perhatian berlebih. Pembudidaya hanya wajib memperhatikan media
tanam agar hasil panen buah sirsak ratu maksimal. Pohon sirsak ratu sebaiknya
ditanam di tanah berpasir dan berkapur dengan kandungan bahan organik tinggi. Di
Indonesia, tanaman dengan nama latin Annona muricata ini juga kerap disebut
sebagai nangka belanda. Ketimbang sirsak biasa, sirsak ratu memiliki rasa manis
dan ukuran lebih besar serta memiliki aroma buah yang lebih tajam. Dari sisi
tanaman, sirsak ratu bisa dikenali dari daun pohon yang cenderung berbentuk
oval, sementara daun sirsak biasa berbentuk bulat.
Meski terbilang mudah, budidaya
sirsak ratu juga mesti memperhatikan beberapa hal penting. Tujuannya adalah
hasil panen maksimal. Hal-hal penting yang harus dilakukan antara lain:
·
Sirsak merupakan tanaman buah yang dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik di dataran rendah sampai daerah berketinggian 500
meter dari permukaan laut.
·
Tanaman sirsak akan tumbuh dengan baik di daerah
beriklim basah sampai daerah kering bersuhu 220-280
·
Kelembapan udara 60-80%
·
Curah hujan berkisar antara 1500-2500 mm per
tahun
Pedoman Budidaya Perbanyakan dan penanaman Pohon sirsak
dapat diperbanyak dengan klon, terutama melalui berbagai teknik penempelan dan
penyambungan pada batang bawah yang diperbanyak dengan semai, seperti
dipraktekkan di berbagai wilayah Amerika (misalnya di Kolumbia dan Venezuela).
Akan tetapi, umumnya sirsak ditumbuhkan dari benih. Semai dapat dipakai, sebab
populasi yang tumbuh cukup seragam dan benih dari kultivar manis, misalnya,
pada umumnya sifatnya sama dengan induknya, serta karena fase yuananya hanya
berlangsung 2-4 tahun. Benih dapat ditanam langsung di ladang atau disemaikan
dahulu di persemaian. Setelah 2030 hari, 85-90% dapat berkecambah dan semai itu
dapat dipindahkan ke lapangan setelah 6-8 bulan. Pemotongan separuh daun dan
kadang-kadang perompesan daun diperlukan untuk memindahtanamkan semai yang
sebelumnya tidak ditumbuhkan dahulu dalam wadah. Jarak tanam di kebun buah
sebaiknya antara 3 m x 4 m dan 4 m x 6 m. Berkat kecilnya ukuran pohon dan
cepatnya berbuah, sirsak dapat ditanam sebagai tanaman sela di antara pohon
buah-buahan yang lebih besar, seperti mangga, avokad, dan kecapi. Jika tanaman
utamanya membutuhkan ruangan, pohon sirsak dapat ditebang. Pemeliharaan Lahan
di sekitar pangkal pohon sirsak sebaiknya terbebas dari gulma atau ditutup oleh
mulsa untuk menghindari dehidrasi dari perakarannya yang dangkal itu pada musim
kemarau. Sirsak toleran terhadap keadaan tanah yang kering, tetapi pohonnya
akan meluruhkan terlalu banyak daun jika mengalami kekeringan yang
berkepanjangan; dalam situasi demikian pohon sirsak akan tertolong oleh
pengairan tambahan. Pemupukan dengan pupuk kandang dan/atau NPK dalam dosis
kecil beberapa kali dalam setahun dapat mendorong pertumbuhan dan pembuahan,
tetapi tidak diperoleh data kuantitatif mengenai kebutuhan pupuk atau banyaknya
pupuk daun yang dianjurkan. Pohon sirsak biasanya dapat mencapai bentuk yang
memuaskan, tetapi dalam beberapa kasus diperlukan usaha sedini mungkin
membatasi pohon itu hanya berbatang tunggal, yaitu dengan cara memotong
cabang-cabang yang akan menyainginya. Tunas air (water sprout), cabang-cabang
yang tumpang-tindih dan bergerombol juga harus dibuang. Kurang baiknya
penyerbukan kiranya merupakan faktor pembatas utama dalam jumlah hasil, dan
untuk menghilangkan kendala ini dianjurkan untuk penyerbukan dengan tangan.
Akan tetapi, hal ini jarang dilakukan dan hanya dapat berlangsung jika ada masa
pembungaan yang jelas.
Hama
dan Penyakit Selama vigor pohon dapat dipertahankan, kerusakan yang serius
disebabkan oleh penyakit dan hama umumnya terbatas hanya pada buah. Antraknosa
(Colletotrichum gloeosporioides merupakan penyakit utama pada sirsak di daerah
yang lembap. Produksi buah sirsak dapat menyusut sekali karena bunga dan
buahnya terserang penyakit sehingga menjadi busuk atau keriput; selanjutnya
penyakit ini juga mengganggu buah, daun, batang, dan pematangan buah. Di Hindia
Barat ada anjuran agar diadakan seleksi terhadap kemampuan pembentukan buah
dalam kondisi lingkungan yang lembap. Jika terjadi musim kemarau barangkali ada
kemungkinan untuk mempercepat pembungaan dan pembentukan buah agar terhindar
dari periode kelembapan yang tinggi. Penyakit busuk coklat batang (Corticium
sp.) menyerang pohon sirsak dan menyebabkan busuknya cabang dan mungkin
membunuh pohonnya juga. Pembersihan yang sebaik-baiknya menjelang akhir musim
kemarau, termasuk pembakaran bagian-bagian pohon yang terserang, dapat menolong
untuk menahan penyakit pada musim hujan berikutnya. Kutu perisai seringkali
menyerang pohon sirsak, dan kutu bubuk dapat bergerombol banyak sekali pada
buah sirsak. Jika semut dapat diberantas dengan baik, musuh-musuh alaminya akan
mampu menanggulangi hama ini. Buah dapat dibungkus untuk menghindari kerusakan
yang disebabkan oleh lalat buah. Annonaepestis bengalella adalah penggerek buah
sirsak, dan ngengat ini tersebar dari India sampai ke Jawa dan Filipina. Ulat
besar dari kupu-kupu Meganotron rufescens dan Papilio agamemnon sering sekali
dijumpai memakan daun sirsak. Kerusakan yang disebatkan oleh ketiga jenis hama
ini umumnya belum sampai mengharuskan dilakukannya pemberantasan secara
kimiawi.
Panen
dan Pasca Panen Buah sirsak sebaiknya dipanen setelah tua benar tetapi masih
keras. Buah ini dianggap tua jika duri-durinya sudah saling berjauhan dan warna
kulitnya yang tadinya hijau berkilat telah berubah menjadi hijau kusam atau
hijau kekuning-kuningan. Jika dipetik terlalu awal, kualitas buah akan jelek.
Sebaliknya jika buah dibiarkan matang di pohon, seringkali buah itu dimakan
oleh kelelawar sebelum jatuh ke tanah. Di daerah yang iklimnya tidak mengenal
musim, buah sirsak dapat dijumpai sepanjang tahun, tetapi biasanya pohon sirsak
memiliki 1-3 kali masa panen, dengan puncaknya yang nyata pada masa musim
utama. Buah harus dipetik secara selektif; dipotong gagangnya dengan pisau yang
tajam atau gunting setek, kemudian disimpan di dalam keranjang bambu yang telah
dialasi dengan bahan yang empuk, seperti jerami.
Disini jual bibit Sirsak Ratu unggul, WARUNG BIBIT